Ikatlah Ontamu..kemudian bertawakallah

| |


Juli 2007 saya di tugaskan di RS KOJA Jakarta Utara,suatu rumah sakit dengan type B, sekelas RS kota madyalah. Berdasar cerita sebelum saya, Kalo Jakarta selatan kota borjuis, tempat segala kesenangan baik halal maupun haram di gelar. Berbeda dengan Jakarta Utara, jak-ut merupakan daerah pelabuhan, tempat bongkar muat barang berat , sehingga tidak heran kalo tiap hari truk tronton bermuatan besar selalu berlalu lalang

kita banyak jumpai para pegawai berlalu lalang angkat barang berat, namun enaknya seperti yg lain banyak kita dapatkan barang murah disini, seperti ikan laut dengan berbagai jenis dan harga yang terjangkau. Pasien yg dikirim ke rumah sakit kebanyakan kasus kecelakaan lalu lintas atau kecelakaan kerja, dan yg datang pun biasanya kondisinya parah, karena lalu lintas yg begitu padat dan berat.

Seperti biasa, saya berangkat dari rumah ke RS dengan motor shogun biru butut saya, tanpa ngebutpun 30 menit sudah sampai, jam 7.00 biasanya saya sudah sampai dan langsung menuju kantin pojok parkir. Penjualnyapun sudah familiar dengan saya, tanpa perlu memesanpun penjualnya sudah tahu,dia langsung menyiapkan sarapan kesukaan saya, soto daging sapi dengan bergedel, di tambah the manis , wah benar-benar maknyuss

Setelah selesai baru pergi ke poliklinik, biasanya saya memeriksa pasien dulu di poliklinik baru masuk ruang operasi, di poliklinik sudah menunggu para dokter muda dari fak.kedokteran univ.swasta di Jakarta, “wah jadi dosen lagi nih, ngajar para dokter muda” batin saya…

Kira – kira jam 9 pagi, HP saya berdering,”lah ini baru dering yg bener,berdering pas jam kerja hehehe”.

“dok ada pasien di IGD”, ” o yaa,saya segera kesana bos”,kata saya sama perawat IGD.

Di IGD saya ditunjukkan laki-laki 25 th, mengeluh nyeri di kaki kirinya,

”vital sign” teriak saya, seorang dokter muda menghampiriku, “tekanan darah 120/80 ,respirasi 22,nadi 88,temperature 37” , kata dokter muda. “oh keadaan umum stabil” pikir saya

Setelah saya periksa keseluruhan dengan seksama sambil melihat hasil radiologi, saya dapatkan patah tulang kering, namun saya tidak merasakan denyut nadi kakinya ,

“wah gawat nih…pikir saya

“Gimana pak ceritanya”? tanya saya. “Begini pak, waktu saya masukkan barang2 ke lift barang kaki saya nyandar dan masuk kelift, tapi tiba-tiba lift nya nutup dan jalan ke bawah, kaki saya terjepit, tidak bisa di keluarkan, baru kira – kira satu jam kaki saya baru bisa dikeluarkan dan sudah tidak bisa digerakkan, terus langsung saya bawa kesini dok”.

Dari pemeriksaan saya tadi saya temukan ada pembuluh darah besar yang putus dan harus segera dioperasi dan di sambung untuk menyelamatkan kakinya, kalo berdasarkan cerita bapak tadi waktunya baru 1 jam, golden periode untuk menyelamatkan tungkai batasnya 8 jam.

“Wah masih ada kesempatan nih”….pikir saya

“Bapak dari hasil pemeriksaan saya, di tungkai kaki kiri bapak ada tulang yang patah, tapi itu bukan menjadi masalah utama, yg menjadi problem utama adalah ada pembuluh darah besar yang tugasnya mensuplai tungkai kaki putus, dan harus segera dioperasi untuk di sambun.Bapak sudah betul karena segera ke rumah sakit, karena batas waktunya Cuma 8 jam,soalnya kalo lebih dari 8 jam kaki bapak sudah tidak bisa diselamatkan lagi, dan harus di amputasi.”jelas saya

“cuman masalahnya di rumah sakit ini tidak ada kompetensi untuk menyambung pembuluh darah, jadi kalo setuju bapak akan saya rujuk ke RS yag lebih besar yakni RSCM”

Tanpa berpikir panjang, pasien setuju, kemudian pasien dibawa ke RSCM oleh teman2nya , saya lihat jam saya menunjukkan pukul 10.00, berarti tinggal sekitar 6 jam lagi waktunya, yah semoga baik – baik saja. Doa saya

Setelah semua beres .segera saya bergegas menuju ruang operasi menyelesaikan pekerjaan saya seperti biasa, masalah tulang belulang hehehe.

Jam 5 sore, operasi sudah selesai segera saya bergegas meninggalkan ruang operasi, tidak sabar segera pulang.dengan motor shogun biru saya, saya meliuk-liukkan di jalanan memecah kemacetan di Jakarta,sudah kurang lebih 2 th saya tinggal disini, kemacetan seperti sudah menjadi menu sehari – hari dan dengan motor, saya punya prinsip “no one can’t stop motorcycle”, jadi seberat apapun kemacetannya saya tetap maju hehehe

Setelah sampai rumah , selepas sholat maghrib, saya teringat pasien yang saya kirim dari RS KOJA tadi, “wah jadi pengen ke RSCM nih, lihat proses nyambungnya sudah selesai apa belum” pikir saya. Segera saya geber motor saya ke RSCM. Setelah sampai di RSCM, saya langsung masuk ke ruang operasi IGD (IGD RSCM ada 5 lantai dan ruang operasinya di lantai 4), saya dapati pasien di ruang recovery, wah sudah selesai nih operasinya,

Saya segera menghampiri pasien tersebut, rupanya pasien belum sadar penuh, segera saya buka selimutnya untuk melihat kakinya ,.hah…..diamputasi diatas lutut…astaghfirulloh…ya Alloh..kok bisa ya…?

Segera saya mencari dokter jaga orthopaedi untuk mencari kejelasan mengapa kakinya di potong di atas lutut, teman dokter saya menjelaskan bahwa pasien sudah datang lebih dari 8 jam kejadian , dan setelah dihitung NISSSA scorenya ternyata sudah tidak layak untuk disambung, maka di putuskan untuk di amputasi,..astaghfirulloh

Segera saya keluar dari ruang operasi ke ruang tunggu pasien,mencari teman2nya yang mengantar tadi.

“ loh pak kok bisa lama sekali sampai disini?” Tanya saya sama teman2nya.

“Yah gimana lagi dok, macetnya itu mobil seperti berhenti, jalan Cuma merayap,jadinya terlambat sampai disini”

“…Astaghfirulloh …ya Alloh…kemacetan di jakarta emang gila”,..umpat saya…dan menurut saya ini bukanlah satu-satunya pasien yang saya temui jadi korban kemacetan kota Jakarta

Akhirnya ku tinggalkan RSCM dengan hati mendongkol, dan malam itupun saya pun jadi susah tidur…

Dalam hidup ini sebagai manusia kita selalu diwajibkan untuk berusaha sekeras apapun untuk mewujudkan segala keinginan kita…segala cita kita, sejak kecil kita di ajarkan untuk study hard-work hard dalam melakukan segala sesuatu. Namun kitapun harus ingat bahwa terdapat factor-faktor X di luar kita yang bisa mengubah tujuan kita, ibarat meriam mau membidik jika bergeser 1 derajat saja arahnya akan berubah jauh.

Dan kenyataan pula bahwa factor factor inilah yang di luar jangkauan kita, ibarat melakukan penelitian ada factor biasnya. Maka Nabi junjungan kita telah membekali kita: ikatlah ontamu kemudian bertawakallah.berusahalah sekuat tenaga kemudian berdo’a,serahkanlah kepada Alloh, dan dilapangkan dada kita untuk dapat menerima segala keputusanNya, kalo di kedokteran kita selalu di doktrin untuk ora et labora….

0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas saran dan kritiknya, semoga dapat membantu kami untuk ke depannya.

.